MONITORING DAN EVALUASI PENGOBATAN DAA DI RSUD BALI MANDARA PROVINSI BALI

KAMIS, 14 SEPTEMBER 2023

Hepatitis C adalah penyakit peradangan hati yang disebabkan oleh infeksi Virus Hepatitis C. Sejak ditemukan pada tahun 1989, Virus Hepatitis C telah menjadi salah satu penyebab utama penyakit hati kronik di seluruh dunia. World Health Organization (WHO) memperkirakan prevalensi pasien Hepatitis C kronik sebesar 1,6% dari total populasi dunia atau sekitar 115 juta jiwa dimana terdapat penambahan 3-4 juta kasus baru setiap tahunnya. Infeksi Virus Hepatitis C menyebabkan kematian 350.000 jiwa setiap tahunnya terkait dengan berbagai komplikasi penyakit hati yang ditimbulkannya.

Di Indonesia data dari uji serologi Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013 terhadap 38.312 – 40.791 spesimen menunjukkan prevalensi anti-HCV penduduk Indonesia sebesar 1%. Sebagian besar Hepatitis C akut akan menetap dan menjadi hepatitis C kronik. Progresivitas Hepatitis C kronik berjalan lambat. Komplikasi yang dapat timbul dari infeksi Hepatitis C adalah sirosis hati dan karsinoma sel hati (KSH). Angka mortalitas akibat komplikasi penyakit sirosis hati terkait infeksi Hepatitis C kronik sekitar 4% per tahun.

Namun terapi infeksi Virus Hepatitis C kini telah berkembang dengan pesat berkat kehaditan obat Direct – Acting Antiviral (DAA) yang memberikan angka kesembuhan tinggi dan toleransi obat yang tinggi. DAA terdiri terdiri dari kombinasi dua atau lebih obat yang diminum secara oral sehinggal lebih memudahkan dibandingkan dengan terapi berbasis interferon. Hingga saat ini di Indonesia sudah tersedia layanan pengobatan DAA di 28 provinsi.

Sedangkan di Provinsi Bali, berdasarkan data SIHEPI hingga Bulan Juli 2023 tercatat tes anti – HCV sejumlah 36.048 dengan hasil sebanyak 858 anti-HCV positif, sejumlah 713 tes Viral Load (VL) dilakukan dengan hasil sebanyak 476 VL HCV terdeteksi, sejumlah 410 orang yang dimulai terapi dengan obat DAA dan 233 orang dilaporkan telah mendapat terapi yang lengkap, serta 60 orang dilakukan tes SVR 12 dengan angka kesembuhan mencapai 98,33%. Untuk meningkatkan cakupan dan akses pengobatan DAA, Dinas Kesehatan Provinsi Bali juga berencana untuk menambahkan layanan pemeriksaan Hepatitis C dan pengobatan DAA di RSUD Bali Mandara Provinsi Bali.

Untuk itu dari Timker Hepatitis dan PISP, Dit.P2PM Kemenkes RI, Clinton Health Access Initiative CHAI Indonesia berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan Provinsi Bali dan Dinas Kesehatan Kota Denpasar dalam melakukan monitoring dan evaluasi pengobatan DAA di RSUD Bali Mandara Provinsi Bali yang diterima oleh Wakil Direktur Penunjang RSUD Bali Mandara Provinsi Bali didamping Wakil Direktur Administrasi Sumber Daya RSUD Bali Mandara Provinsi Bali beserta manajemen. Setelah itu diadakan kunjungan lapangan ke Poliklinik Tuberkolosis, Farmasi dan Laboratorium.

Kunjungan monitoring dan evaluasi diharapkan mendapatkan pembelajaran dan memastikan keberlanjutan kegiatan terkait program Hepatitis C, serta koordinasi untuk persiapan layanan pengobatan DAA baru di RSUD Bali Mandara Provinsi Bali.

Translate »
Skip to content